Seperti biasa, Sulaiman (18) ingin menimba ilmu setelah selesai mengkhatamkan Alquran di pondok pesantren khusus Tahfidzul Quran, Jawa Tengah.
Ia memutuskan untuk meminta izin ayahanda dan ibundanya untuk melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Jawa Timur.
Setelah menjadi hafidz ia harus menguasai ilmu syariat dan tarekat, ia lantas mengunjungi salah satu Pondok terkenal di Jawa Timur.
Namun sayangnya di antara para santri senior ada yang memberikan kepadanya tantangan untuk bisa bertemu Kyai Sepuh Pondok.
"Mas apa boleh daftar ke pesantren ini di bulan sekarang?" tanya Sulaiman polos.
"Bisa sekali, tapi kamu mau ketemu siapa di sini," tanya salah satu santri senior.
"Ketemu Kyai Sepoh boleh, sekalian mau mengutarakan niat tulus mau mondok dan belajar," kata Sulaiman menimpali.
"Tunggu dulu, kamu harus kami uji dan tes dulu, nanti kalau lulus baru boleh ketemu Kyai Sepoh," Jawab santri senior yang lain. Mereka berjumlah 3 orang.
"Iya tidak apa-apa, bagaimana tesnya mas," tanya Sulaiman polos.
"Kamu lihat di depan pondok ini ada kolam ikan emas, kamu harus berendam di situ malam ini, nanti kalau sudah saya suruh naik baru boleh ketemu Kyai Sepoh," jawab santri senior.
Sebenarnya tidak ada peraturan seperti itu, setiap santri biasanya menghadap ke Kyai Sepoh langsung dengan wali santrinya ketika hendak belajar ilmu di pondok itu.
Namun, ide iseng oleh santri senior ini tetap dijalankan oleh Sulaiman, semalaman itu ia berada di dalam kolam.
Namun, di pagi hari justru Kyai Sepoh sendiri yang datang menemuinya dan mengucapkan salam kepadanya.
Semua santri senior termasuk yang mengerjai Sulaiman tertegun saat melihat Kyai Sepuh mencium tangan calon santrinya ini.
Setelah, itu Sulaiman minta izin pulang kerumah, dan menyebarkan ilmu yang telah ia dapat dalam perjalanan spiritualitasnya, rupanya Kyai Sepoh melalui oleh batinnya menemui santri ini dengan dimensi waktu yang lain, dan mengajarkannya seluruh kitab yang ada di pondok pesantren.
Subhanallah sungguh keajaiban sekali, dalam semalam Sulaiman bisa menguasai seluruh kitab yang ada, bahkan ia mampu menjelaskan kandungan makna yang Kyai Sepoh saja masih belum memahaminya.
Oleh karena itu, Kyai Sepoh menyalami dan mencium tangannya karena ketinggian ilmu yang ia miliki.
Dari kisah fiksi di atas kita bisa ambil kesimpulan bahwa jangan pernah meremehkan seseorang, boleh jadi ia adalah orang yang dianugerahi kecerdasan lebih daripada kita.
Seperti Nabi Muhammad yang dikenal tidak bisa tulis dan baca atau Ummy, namun ia mampu menerima wahyu yang begitu dahsyatnya.